Peningkatan jumlah penumpang di Bandar Udara internasional Yogyakarta telah menyebabkan lonjakan lalu lintas sehingga terjadinya antrean panjang ketika diruang pemeriksaan di bandara.
Tugas Akhir yang membahas tentang pengaruh penambahan Closed Circuit Television terhadap pengawasan Apron Movement Control, ini dilatar belakangi oleh jumlah CCTV yang terdapat di Apron C Bandar Udara Juanda yang sedikit atau hampir tidak ada.
Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang menerapkan pemeriksaan keamanan Semi Baggage Handling System (BHS), barang bagasi tercatat penumpang yang teridentifikasi barang berbahaya, petugas AVSEC (Aviation Security) akan berkoordinasi dengan petugas maskapai checkin counter untuk dilakukannya pemeriksaan manual.
Bandara I Gusti Ngurah Rai mempunyai 18 unit aviobridge dalam 2 terminal. Aviobridge merupakan sebuah fasilitas yang diberikan oleh pihak pengelola bandara untuk kenyamanan penumpang dalam proses perpindahan dari Gedung terminal menuju pesawat.
Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam merupakan bandar udara tersibuk di Indonesia yang mengalami lonjakan penumpang pada jam-jam sibuk atau peak hour.
Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung memiliki luas apron saat ini 388 meter x 80 meter.
Bandar Udara Internasional Yogyakarta sebagai salah satu bandara tersibuk di Indonesia tentunya harus didukung dengan kualitas pelayanan yang optimal serta menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi di Indonesia maka penggunaan moda transportasi udara mengalami peningkatan.
Transportasi udara menjadi salah satu pilihan utama, karena dianggap sebagai moda transportasi yang praktis, efisien waktu dan selalu mengutamakan kenyamanan penumpang.
Dengan jumlah penerbangan yang semakin meningkat dan mobilitas pengguna jasa yang tinggi menjadikan kemungkinan akan tertinggalnya barang bawaan penumpang di area terminal Bandar udara juga tidak dapat dihindari.