Dengan meningkatnya jumlah penerbangan setiap tahunnya, efisiensi sistem penanganan bagasi di bandara menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan. Salah satu proses krusial adalah pengoperasian conveyor di area baggage claim. Namun, di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang, sistem conveyor masih bersifat manual dan dioperasikan langsung oleh operator melalui panel kontrol
Bandar udara tidak hanya dipandang sebagai tempat perpindahan antar wilayah tetapi juga sebagai pusat pelayanan publik yang menuntut standar tinggi, terutama dalam hal keamanan. Pelayanan keamanan dibandar udara, khususnya pada area Passenger Security Check Point (PSCP), merupakan aspek krusial dalam menjamin keselamatan dan kenyamanan penumpang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan yang dilakukan oleh Petugas Apron Movement Control (AMC) terhadap peletakan Ground Support Equipment (GSE) di Apron Bandar Udara Internasional Kualanamu. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif.
Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang menerapkan pemeriksaan keamanan Semi Baggage Handling System (BHS), barang bagasi tercatat penumpang yang teridentifikasi barang berbahaya, petugas AVSEC (Aviation Security) akan berkoordinasi dengan petugas maskapai checkin counter untuk dilakukannya pemeriksaan manual.
Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam merupakan bandar udara tersibuk di Indonesia yang mengalami lonjakan penumpang pada jam-jam sibuk atau peak hour.
Penelitian ini mengintegrasikan analisis kebutuhan operasional saat ini dan proyeksi pertumbuhan masa depan untuk memastikan bahwa perancangan taxiway yang baru dapat mengakomodasi semua jenis pesawat dengan aman dan efisien.
Bandar Udara Adi Soemarmo mengalami peningkatan jumlah penerbangan pasca pandemi sehingga berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan di apron, sehingga diperlukannya jumlah personel yang sesuai dengan tugas – tugas yang ada agar kegiatan dan pelayanan di sisi udara dapat terlaksana dengan baik.
Tujuan penelitian ini guna memperoleh pengetahuan ada atau tidaknya pengaruh waktu proses, luasan area, dan standar operasional prosedur terhadap Level of Service.